SURABAYA - Menginjak usia 20 tahun 3 bulan, Salsabilla Aulia Fitri dinobatkan menjadi wisudawan termuda pada gelaran Wisuda ke-127 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini secara resmi dikukuhkan sebagai sarjana teknik, Sabtu (18/3) besok.
Hingga mencapai titik ini, gadis yang kerap disapa Salsa tersebut dulunya telah menempuh pendidikan akselerasi semasa di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini yang menjadi salah satu alasannya untuk melanjutkan ambisi prestatifnya dengan lulus 3, 5 tahun jenjang sarjana. “Bagi saya, usia muda bukan merupakan pemicu rintangan yang muncul, karena semua orang merupakan first timer di aspeknya masing-masing, ” tutur putri dari Mohammad Yusuf dan Tri Rejeki ini.
Membagikan pengalamannya selama studi, Salsa mengatakan bahwa manajemen waktu adalah salah satu pelajaran berharga yang didapatkan. Mahasiswi berkacamata ini pernah tergabung di beberapa organisasi seperti tim robot underwater Banyubramanta dan National Association of Corrosion Engineers (NACE) Student Chapter ITS. “Tak kalah penting, pengalaman magang juga banyak saya ikuti untuk memperkuat kompetensi diri, ” ungkap penghobi traveling ini, Jum'at (17/3/2023).
Mahasiswi kelahiran Kediri, 22 Desember 2022 yang juga pernah mengikuti Istanbul Youth Summit 2022 ini juga membagikan pengalaman berkesannya sebagai anggota tim robot Banyubramanta. Yakni penghargaan tim yang diraih pada kompetisi Wonderful Indonesia Robot Challenge (WIRC) 2021 dan Technogine 2020.
Kilas balik semasa mahasiswa baru, menurutnya, bidang ilmu perkapalan telah menjadi program studi impiannya. Lahir dan besar di lingkungan yang melek akan kemaritiman, membuat Salsa percaya bahwa kontribusi generasi muda dalam dunia maritim juga sangat diperlukan. Karena itu, setelah lulus nantinya Salsa juga ingin berkarir sesuai dengan kompetensi dan pengalamannya selama ini.
Baca juga:
ENSPARTAN, Juara Harapan KRSBI Beroda
|
Dijelaskannya, latar belakang tersebut sejalan dengan judul Tugas Akhir (TA) yang diangkatnya yaitu Optimasi Pemilihan Propeller Akibat Penggantian Mesin Induk Kapal Dharma Rucitra 3. Salsa mengatakan bahwa topik ini diangkat berdasarkan studi kasus nyata milik perusahaan kapal tersebut.
Dalam kasusnya, kapal tersebut mulanya mengalami insiden hampir tenggelam di dekat pelabuhan. Namun karena adanya urgensi agar kapal segera dioperasikan, penggantian mesin berupa optimasi propeller dengan mesin baru perlu dilakukan.
Gadis asal Sidoarjo ini mengungkapkan bahwa sejauh mana ia berkarya, akademik tetap menjadi prioritas utamanya. Prinsip inilah yang mengantarkannya meraih predikat memuaskan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3, 56. “Jika ada keinginan, selalu yakin pasti bisa terjadi atas seizin Allah, yang terpenting bagi kita adalah senantiasa berdoa dan berusaha, ” terangnya memotivasi.
Walaupun terbilang cepat dan penuh prestasi, perjalanan studi wisudawan termuda ini juga selalu menemukan rintangan yang harus dihadapi. Namun, Salsa selalu percaya bahwa kesempatan tidak mungkin datang kedua kalinya. Itulah yang membuatnya tidak menyerah untuk berkarya di tengah kesibukan kuliah yang padat. “Pengalaman itu mahal, jadi sebisa mungkin jangan lewatkan jika ada kesempatan yang datang, ” pungkasnya mengingatkan. (HUMAS ITS)
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra